 |
Menjadi dosen, derajat kerennya diatas guru. Bila hidup di pedesaan, kemudian ditanya tetangga pekerjaannya apa, menjawabnya sangat confiden dan fasih serta cepat. Meski gajinya minim namun bagi warga pedesaan, menjadi dosen status sosialnya sama dengan Kepala Desa, Warbyasa. Apalagi ditambai PNS, sudah pasti banyak para ibu-ibu yang menyerahkan putrinya secara sukarela untuk dipersunting.
Karena sudah percaya diri, derajat sosialnya tinggi, berangkat mengajar memakai sepatu pantopel mengkilat bak artis korea dengan stelan jas dan baju rapi. Maka, kurang cocok rasanya bila hanya naik roda dua, ini akan menurunkan kewibawaannya dan dipandang tetangga kurang pas dengan statusnya sebagai dosen.
Makanya, kendaraan harusnya roda empat. Kemudian, agar kehidupan diskusi semakin kental, perlu rumah yang satu komplek dengan sesama dosen, jadi topik pembicaraan saat bersantai sore hari nyambung, tidak dengan di pedesaan yang tetangganya cuman ngobrol soal ladang dan pupuk yang langka. Soal tridarma perguruan tinggi, itu bisa dilakukan dalam waktu tertentu, bila ada tuntutan dari kampus baru mecak memasyarakat--bisa diakali.
Apakah cukup gaji dosen yang sudah PNS untuk cicilan mobil dan kredit rumah--cukup. Sisanya masih pas untuk makan dengan anak istri, bila kurang bisa pinjam dulu. Nah, agar tidak terus-terusan hutang sana sini, ada tipsnya, sebagaimana tulisan Sumbo Tinarbuko,
Pemerhati Budaya Visual dan Dosen Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta di Kompas.id dengan judul "Dosen, Intelektual Kampus atau Administrator Pendidikan" maka seorang dosen harus terus mengejar tunjangan dan gigih meraih kepangkatan.
Lantas, mahasiswanya bagaimana ? itu nomer dua, sebab pendidikan modern apalagi setingkat mahasiswa, belajar itu bebas dengan sistem diskusi dan biarkan mereka mencari sendiri. Sementara dosen, cukup duduk manis mendengarkan, bila ingin memanfaatkan waktu, bisa buat jurnal dengan mengedit skripsi mahasiswa, lumayan bila masuk untuk tambah-tambah uang rokok.
Nah, tips terakhir menjadi dosen ideal, ketika momen lima tahunan, Pilihan Rektor (Pilrek). Harus pandai memilih calon rektor, merapatlah ke calon yang potensi menangnya 99%, sebab bukan hanya politisi atau Timses yang senang dengan kue proyek. Di kampus juga ada proyek penelitian yang nilainya lumayan untuk meningkatkan ekonomi. Dan, bila kesulitan mengerjakan, bisa dikontraktualkan ke sesama dosen yang lagi bokek.
Robith Fahmi, Jurnalis dan Petani Milenial
Lantas, mahasiswanya bagaimana ? itu nomer dua, sebab pendidikan modern apalagi setingkat mahasiswa, belajar itu bebas dengan sistem diskusi dan biarkan mereka mencari sendiri. Sementara dosen, cukup duduk manis mendengarkan, bila ingin memanfaatkan waktu, bisa buat jurnal dengan mengedit skripsi mahasiswa, lumayan bila masuk untuk tambah-tambah uang rokok.
Nah, tips terakhir menjadi dosen ideal, ketika momen lima tahunan, Pilihan Rektor (Pilrek). Harus pandai memilih calon rektor, merapatlah ke calon yang potensi menangnya 99%, sebab bukan hanya politisi atau Timses yang senang dengan kue proyek. Di kampus juga ada proyek penelitian yang nilainya lumayan untuk meningkatkan ekonomi. Dan, bila kesulitan mengerjakan, bisa dikontraktualkan ke sesama dosen yang lagi bokek.
Robith Fahmi, Jurnalis dan Petani Milenial
