Notification

×

Iklan

Iklan

Gabungan Organisasi Pecinta Alam Latihan Bersama Sekaligus Investigasi Sampah di Sungai Bedadung

Selasa, Maret 01, 2022 | Maret 01, 2022 WIB Last Updated 2022-03-01T13:02:23Z

 

Gabungan mahasiswa pecinta alam saat melihat tumpukan sampah di pinggir sungai, Doc: Istimewa

JEMBER -  Pada hari Minggu 27 Februari 2022 pagi hari pukul 10:00 WIB, gabungan organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Jember mengadakan kegiatan latihan bersama di arus deras sekaligus untuk ivestigasi sampah di Sungai Bedadung.


Anaggota Mapala Jember, Hamdi mengatakan bahwa kegitan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan di bidang olahraga arus deras, pengawasan titik-titik timbulan sampah dan mencari informasi penyabab masyarakat membuang sampah ke sungai serta brand audit sampah yang mendominasi Sungai Bedadung.

Hamdi menjelaskan, faktor yang menyebabkan timbulan sampah pada sisi kanan dan sisi kiri  di sepanjang Sungai Bedadung bermacam-macam, diantaranya kurangnya kesadaran dari masyarakat akan fungsi dari sungai dan kurangnya peran pemerintah desa yang secara sadar membiarkan masyarakatnya membuang sampah ke sungai.

"Di sini juga terlihat bahwa peran penting dari Dinas Lingkungan Hidup yang tidak mampu mengatasi permasalahan sampah yang setiap tahun bukannya makin menurun malah semakin meningkat, terlihat pada tahun 2019 data yang kami peroleh, semula 20 timbulan sepanjang jalur jembatan Nuris sampai jembatan Semanggi sedangkan pada tahun 2022  awal di temukan 253 pohon terlilit plastik dan 120  timbulan sampah yang di dominasi ukuran sedang 2-5 meter," terang Hamdi,

Lanjut Hamdi, beberapa diantaranya berukuran besar 10-15 meter, sedangkan pada 27 Februari 2022 dimukan 75 timbulam sampah yang berukuran sedang 2-5 meter dan 18 timbulan sampah berukuran besar 10-15 meter untuk pohon yang terlilit plastik 264 pohon.

"Hasil brand audit kami mendapatkan hasil bahawa umunya masyarakat masih banyak yang menggunakan produk kemasan sachet, sedangkan perusahaan yang bersangkutan masih kurang tanggap terhadap produk yang sudah mereka produksi,, total jumlah sampah sampah yang kami ambil 132 sampah terdapat merek," ungkap Hamdi.

Dari 132 sampah yang diambil secara acak, sampah  yang mendominasi dari produk Wingsfood 38 sampah, Unilever 18 sampah, Indofood 13 sampah, mayora 3 sampah, PT Santos Jaya Abadi 2 sampah, sido muncul 1 sampah, PT Sera Makmur Indonesia 1 sampah, PT Motasa 3 sampah, PT Softex Indonesia 3, PT Lion Wings 1 sampah, TPS Food 3 sampah,

"Siantar Top 3 sampah, sampah lokal 7, Mega Global Food 2 sampah, PT Sinar Sosro 1, Kao Indonesia 6 sampah, PT Sidomuncul 1 sampah, PT Aneka Boba 11 sampah, PT Ajinomoto 2, Garuda Food 1 sampah, PT Sweet Indolampung 1 sampah, PT Yakult 1 sampah, PT Java Prima Abadi 1 sampah, PT Marimas Putra Kencana 1 sampah, PT Sasa Inti 1 sampah, PT the univenus 1 sampah, PT Indo Pangan 1 sampah, PT abc Indonesia 1 sampah, Glicowings 1 sampah," beber Hamdi

Selain itu, sambung Hamdi, masih ada lagi diantaranya Ultra Jaya milk 2 sampah, UD Surya Buana 1 sampah, PT Lote Indonesia 1 sampah,  URC 1 sampah, Gudang Garam 2 sampah, Farma Nabati Indonesia 1 sampah, Nissin Food Indonesia 1 sampah, wlWijaya Santosa1 sampah, PT Ultra Prima Abadi 1 sampah, Tempo Statisfik 1 sampah. "Jika dipresentasikan wingsfood yang paling mendominan dari produk yang lain sekitar (25,2%) dan unilever ( 11,3%), Indofood (9,1%)," ucapnya.
×
Berita Terbaru Update