Notification

×

Iklan

Iklan

Keadilan Vigilante dan The Beekeeper

Senin, April 22, 2024 | April 22, 2024 WIB Last Updated 2024-04-22T16:29:54Z

 

Gambar ilustrasi download dari Google

Vigilante adalam film drama korea yang menceritakan seorang pelajar di akademi kepolisian menggunakan caranya sendiri untuk menegakkan keadilan. Ketika pembunuh maupun pelaku pemerkosaan diputus dengan hukum yang dirasa tidak adil oleh publik, Vigilante bergerak setelah pelaku dibebaskan dari penjara dengan menghajarnya secara brutal.


Apakah itu benar secara hukum? Tidak, tapi publik dalam film tersebut puas dengan aksi Vigilante, publik justru jengkel dan muak dengan kinerja aparat dan pengadilan yang memutus secara tidak adil terhadap pelaku kejahatan. Pelaku pembunuhan hanya dipidana 3 tahun, pencabulan hanya dipidana 2 tahun dan pelaku kekerasan dibebaskan karena hakim menganggap pelaku melakukannya dengan tidak sengaja.

Ada satu moment dimana Vigilante tidak jadi melakukan aksinya, ketika dia melihat pelaku menyesal dan bersujud kepada keluarga korban meminta maaf. Kasusnya kecelakaan, korban meninggal di tempat dan meninggalkan seorang istri. Pelaku mendatangi proses berkabungnya keluarga korban, di sana Vigilante melihat pelaku bersujud meminta maaf, sehingga meninggalkan pelaku yang diusir oleh keluarga korban.

Berbagai aksi Vigilante mendapat sambutan luar biasa oleh publik, media massa memuji aksi heroik Vigilante. Bahkan, penyiar berita secara tegas mengatakan bila publik menunggu 'Keadilan Vigilante' daripada keadilan aparat dan pengadilan. Namun, Vigilante bergerak seorang diri, Ia tidak mungkin menghabisi tindak kejahatan yang dilakukan oleh orang yang berkuasa, politisi, pejabat hingga pengusaha kaya raya.

Ia hanya menghajar penjahat yang bertindak sendirian, pembunuh, pemerkosa dan kejahatan lainnya yang dilakukan seorang diri. Perlu ada Vigilante yang didesain secara serius dan dibuat tim agar tidak hanya pelaku kejahatan perseorangan yang dihajar, melainkan pelaku kejahatan yang dilakukan orang-orang elit juga perlu disingkirkan dari muka bumi, bukan hanya pelaku pemerkosa dan pembunuh tapi juga koruptor dan sejenisnya yang selama ini menjadi musuh publik nomor satu di alam raya.

Mungkin, film The Beekeeper adalah jawabannya, film action ini menceritakan seorang mantan agen rahasia yang mengejar penyebab rekannya bunuh diri. Film diawali dengan Jason Statham sebagai aktor utama menjadi peternak lebah. Rekannya pensiunan guru yang menyewakan gudangnya untuk dijadikan pemerosesan madu oleh Jason, di film ini Jason Statham bernama Adam Clay. Tak lama kemudian, rekannya mendapati laptopnya rusak, kemudian melakukan panggilan Help Desk. Ia tidak sadar bahwa yang dimintainya bantuan merupakan perusahaan penipu dengan cara mencuri data korban kemudian menguras habis isi rekeningnya.

Rekan Adam ini tidak sadar bila data dirinya telah dicuri, Ia tersadar ketika mengecek saldo rekeningnya semuanya 0 rupiah. Lantas Ia bunuh diri dengan menembak kepalanya. Adam Clay kemudian mengejarnya sampai ke akar-akarnya yang ternyata pemilik perusahaan tersebut adalah anak dari Presiden Amerika. Bahkan, perusahaan tersebut dulunya menjadi pemodal utama ketika sang presiden mencalonkan diri.

Satu persatu anak buah boss peruhasaan dihabisi oleh Adam Clay, sementara polisi kebingungan melacaknya. Data Adam Clay pun saat dilacak oleh polisi tidak ada riwayat yang mencurigakan, hanya muncul identitas Adam Clay. Rupanya, Adam Clay ini mantan Agen Rahasia, dulunya pemerintah membentuk sekelompok Agen Rahasia yang dilatih secara khusus dan dipersenjatai untuk menghabisi kejahatan yang tidak bisa dijangkau oleh aparat.

Kelompok Agen Rahasia ini diberi nama Peternak Lebah. Mereka dibentuk diluar sistem yang ada dalam pemerintahan, murni berdiri sendiri, independent, rahasia dan didesain untuk menghabisi setiap orang maupun kelompok yang merusak sistem pemerintahan yang telah berjalan, baik mereka yang melakukan korupsi maupun kejahatan lainnya yang dianggap menjadi penyebab hilangnya keseimbangan dan penghambat atau merusak jalannya sistem yang telah ada.

Agen ini didoktrin menyelesaikan tugasnya sampai ke akar-akarnya, meski nyawa menjadi taruhannya. Mungkin, karena doktrin itulah yang menjadikan Adam Clay terus mengejar pelaku utama dibalik rantai kejahatan pencurian uang yang menjadi penyebab rekannya bunuh diri.

Tidak bisa publik bila hanya mengandalkan Vigilante sebagai Dewa Keadilan, perlu dibentuk agen khusus agar bergerak secara tersistem dan diletakkan diluar sistem yang ada. Apakah bisa ? Ya, jawabannya kalian sudah bisa menebaknya, Tidak Mungkin. Sebab para politisi ingin posisinya selalu aman dan kalau bisa berkuasa sepanjang hidupnya agar terus bisa korupsi sebanyak banyaknya, bisa mengendalikan aparat dibawah telapak kakinya, menjadikan pengadilan lelucon dan mainannya.

Dulu, Orde Baru membuat Penembak Misterius (Petrus) tapi agen ini tidak didesain untuk menegakkan keadilan, melainkan untuk menebar teror guna melanggengkan kekuasaan Soeharto kala itu. Saat ini, publik perlu membentuknya secara independent, publik perlu didoktrin berbuat jahat kepada pelaku kejahatan, publik perlu di didik berani memukul dan menghajar pelaku korupsi setelah sidang di pengadilan, sebagaimana mereka memukuli copet di Pasar.

Penulis: Robith Fahmi
×
Berita Terbaru Update