Benalu, tumbuh di ranting pohon, semakin lama kian membesar dan merusak pohon yang ditumbuhinya sebab Benalu memakan pohon dimana Ia tumbuh. Oleh karenanya, dimana ada Benalu, di bagian itu tidak akan ada buahnya. Satu-satunya cara agar di bagian tersebut kembali berbuah, maka harus dipotong rantingnya sehingga Benalunya tidak tumbuh lagi. Bila dibiarkan, bukan hanya tidak berbuah tapi akan merusak pohon secara keseluruhan, bisa jadi nantinya pohon tersebut tidak akan mampu berbuah lagi bahkan bisa saja mati.
Bahaya Benalu seringkali dijadikan sebutan kepada seseorang yang hidupnya hanya bergantung dan merusak ketenangan hidup orang lain. Apakah ada ? Banyak. Ciri-ciri orangnya biasanya banyak yang tidak menyukainya, semua enggan berkawan dengannya, adapun karena terpaksa, itu pun sering menolak bila diajak nongkrong bareng dengan berbagai alasan. Bersedia diajak nongkrong karena memang sedang menganggur, lagi bosan dan lain sebagainya, namun setelah nongkrong, bukannya menyenangkan justru kian membosankan dengan pembahasan si Benalu.
Benalu biasanya malas untuk bekerja, sebagaimana Benalu, Ia menggantungkan isi perutnya kepada temannya, hutang sana sini, dibayar nunggu setahun kemudian. Secara kemampuan, Benalu memang memiliki tapi kompetensinya yang minimalis itu, menjadikannya arogan, menang sendiri, enggan mengalah saat debat kecil ketika ngobrol di tongkrongan.
Saya punya teman yang demikian, inisialnya ZW. Ia seorang legislator tingkat desa, secara kemampuan ZW memiliki. Tapi, justru itu yang menjadikannya banyak musuh, hampir semua orang desa ennek dengannya. Sebab dengan kemampuannya itu, Ia merasa menjadi orang paling paham banyak hal, tidak ada orang benar di hadapannya, semuanya salah dan dirinyalah satu-satunya manusia paling benar di muka bumi.
Menganggap dirinya benar menjadikannya pongah, kesalahan temannya dimanfaatkan untuk mengeruk pundi pundi uang, seharusnya terjalin pertemanan justru memperlebar jurang permusuhan.
