Notification

×

Iklan

Iklan

Didemo Kontraktor Bupati Jember Menghilang

Selasa, Februari 22, 2022 | Februari 22, 2022 WIB Last Updated 2022-09-19T10:52:03Z

 

Massa aksi saat sedang berorasi menagih hasil pengerjaan wastafel segera terbayarkan, Doc: Istimewa

JEMBER - Usai dituntut secara hukum oleh salah satu Kontraktor Wastafel ke Pengadilan Negeri Jember. Kini Ratusan Kontraktor Wastafel menggelar unjuk rasa di depan Pendopo Wahyawibawagraha, aksi dilakukan untuk menagih hutang, biaya pekerjaan pengadaan bak cuci tangan, dalam penanganan COVID-19 yang belum dibayar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember sejak Tahun 2020.


Pendemo menggelar aksinya dengan membawa mobil Pikap, Dum Truck yang mengangkut Wastafel, tandon air dan puluhan banner yang dibawa oleh massa aksi. Salah satunya bertuliskan ” Di mana Hati Nurani Bapak Bupati, Janji Tinggal Janji,”. Ada lagi ” Gayae Yes, Omongane Jos, Utang Wastafel Ra Bayar. Kemudian, ” Pak Bupati Tolong Bayar Uang Proyek Wastawel kami, anak dan Istri kami Membutuhkan,” serta banner bertuliskan, "Bongkar Kasus Jual Beli Jabatan".

Koordinator Aksi Iswahyudi mengatakan bahwa, kedatangannya berdemo untuk menagih biaya pengadaan Wastafel. Sebab proyek tersebut sudah selesai dikerjakan. “Tuntutan kami supaya Pemkab Segera membayar pekerjaan kami, tanpa syarat dari APH. Untuk massa yang turun ada 176 kontraktor,” ujarnya saat diwawancara wartawan, Selasa 22 Februari 2022

Karena menurutnya, proyek pekerjaan sudah selesai diperiksa oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Bahkan Pemeriksaan secara independen oleh Universitas Jember (Unej) dan dari Kepolisian. “Jadi boleh dikatakan kami ini terdzolimi, karena hak kita seharusnya diberikan,” katanya. Meski pekerjaannya masih di era Bupati sebelumnya. Tetapi bukan berarti setelah ganti pemimpin baru, pekerjaan kontraktor yang sudah beres, tidak dibayar.

“Sebab, kita tidak melakukan tender dengan Bupati. Tetapi memperoleh tender pekerjaan dari Pemkab Jember. Kop suratnya dari Pemkab, maka dari itu kami Pemkab untuk memberikan hak kami, karena semua pejabatnya masih ada di sini,” jelasnya. Direktur Perusahaan Shine Megamustawa ini juga menyayangkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2021, untuk bayar proyek Wastafel senilai Rp. 28 Miliyar, dialihkan ke dana Pokir.

“Pokok- pokok pikiran (Pokir) Dewan yang mana dewan mengusulkan supaya Anggaran itu dialihkan. Makanya jangan bawa kami ke ranah politik, kami hanya menagih hak-hak kami, sesuai janji politik bupati Hendy,” kata Iswahyudi. Pihaknya berjanji akan terus menggelar aksi sampai biaya pekerjaan Wastafel terbayar dan ada ketegasan dari Bupati Hendy. “Kami akan susul dengan aksi lainnya, yang belum bisa kami sampaikan di hadapan publik,” tandasnya.

Sejak awal massa aksi sampai di depan Pendopo Wahyawibawagraha, Bupati Hendy tidak kelihatan batang hidungnya, Ia 'menghilang' dari pendopo, tidak menemui massa aksi yang jumlahnya ratusan sedang berorasi di atas bak truck menyampaikan keluhannya agar uangnya terbayarkan.

Reporter: Med
Publiser: Fahmi
×
Berita Terbaru Update