Notification

×

Iklan

Iklan

Ala La Tanalul Ilma Bisittatin

Jumat, Juli 21, 2023 | Juli 21, 2023 WIB Last Updated 2023-07-21T13:33:02Z

 

Guru SMP Plus Darus Sholah Alm Ustadz Fatah

Biasanya, kami belajarnya di Masjid dan sebelum pelajaran dimulai, ada nadzom yang harus kami baca sebelum memulai pelajaran. Nadzom tersebut diambil dari kitab Ta'lim Muta'allim karya Syaikh Buhanuddin Al-Islam Al-Zarnuji. Berisi tentang metode belajar, tujuan belajar, prinsip belajar hingga strategi belajar.


Setelah mengucapkan salam, Ustadz Fatah mengajak kami bersama-sama membaca nadzom tersebut. Sebagian membaca, sebagian lagi masih asik bermain, ada pula yang bergurau di belakang. Dan, ada juga yang belum datang. Tapi, ustadz Fatah tidak pernah sekalipun memarahi kami yang nuakalnya maksimal. Paling cuman berkata "Tidak boleh begitu, ayo yang serius dibaca".
Bila melihat keihklasannya mengajar, istilah 'Pahlawan Tanpa Tanda Jasa' itu sangat pantas disematkan kepada Ustadz Fatah. Guru yang paling sabar di SMP Plus Darus Sholeh, Ia juga mengajarkan kesedarhanaan, ke sekolah naik sepeda ontel tua.

Selama SMP, saya tidak pernah melihat Ustadz Fatah marah. Jangankan marah, pasang wajah kecut saja tidak pernah, wajahnya selalu berseri, meski keriput memenuhi bagian pelupuk matanya. Namun, melihatnya membawa ketenangan, Ustadz Fatah bukan hanya menjadi guru tapi juga menjadi orang tua yang di sela-sela pelajaran selalu mendoakan kami supaya jadi orang sukses kelak.

Terkadang, ada beberapa teman kami yang nakalnya keterlaluan, di tengah pelajaran berlangsung mereka berlari-lari, Ustadz Fatah hanya memperingatinya sekali dan membiarkannya. Selebihnya, kami terkadang yang jengkel kepada mereka karena kelewat batas tidak menghargai keberadaan Ustadz Fatah. Kamilah yang secara sadar menegurnya agar tidak bergurau.

Seorang ulama besar Almarhum Kiai Maimun Zubair pernah dawuh, bahwa mengajar jangan dipaksakan agar santrinya harus paham sebab bila tidak paham maka mengajarnya tidak akan ikhlas. Dan, Ustadz Fatah berhasil menerapkan dawuhnya Alm Kiai Maimun Zubair tersebut, tidak marah meski kami tidak paham, hanya berpesan agar kami terus belajar.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam nadzom yang kami baca, Dzuka'in Wahirsin Wastibarin Wabulghotin Wa'irsyadu Ustadzin Watuli Zamani yang artinya cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadz dan lama waktunya belajar.

Beberapa hari lalu, status WhatsApp teman SMP dipenuhi dengan ucapan belasungkawa. Demikian pula di media sosial facebook, guru sekaligus orang tua yang memberikan teladan kesabaran dan kesedarhanaan telah berpulang ke pangkuan yang maha kuasa. Selamat jalan ustadz, terima kasih atas semua ilmu yang telah engkau ajarkan, semoga maafmu menyertai kami, murid-muridmu yang nakal ini. Kami yakin surga untukmu, Alfatiha...

Penulis: Robith Fahmi
Petani Pepaya
×
Berita Terbaru Update