Notification

×

Iklan

Iklan

Gus Fayyadl

Jumat, Agustus 04, 2023 | Agustus 04, 2023 WIB Last Updated 2023-08-04T11:21:18Z

 

Saat saya dengan teman sesama dosen sowan ke dalem Gus Fayyadl di PP Nurul Jadid

"Saya khawatir kurang menguasai," katanya. Dia dengan sangat rendah hati, mengatakannya setelah melihat temanya. Padahal, temanya sederhana, soal literasi, kedisiplinan dan organisasi. Kalau lihat media sosialnya, dia sering jadi narasumber di berbagai acara yang levelnya sudah nasional dan tentunya dengan tema-tema yang berat, semisal "Emmanuel Macron dan Islam di Prancis: Polemik Hingga Pandangan Fiqh Aqliyat". Bagi orang awam, tema tersebut sulit dipahami dan bagi intelektual kampus pun belum tentu pernah membaca serta memahami pemikiran Emmanuel Macron.


Gus satu ini juga sedikit berbeda daripada putra kiai pada umumnya yang hanya mengajar dan memberi tausyiah, Ia aktif di Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), posisinya kalau tidak salah sebagai Koordinator Nasional. Ia turun langsung ke lapangan membela kaum mustadlafin dari penguasa tiran, mulai kasus di Kulon Progo, warga Kampung Pulo yang menolak reklamasi di Teluk Jakarta Utara hingga petani Kendeng.

Gus Fayyadl pun tinggal di rumah sederhana, padahal Nurul Jadid adalah pesantren besar yang saya yakin Ia bisa hidup di rumah yang lebih megah dan mewah. Pernah saya membaca kisah hidupnya yang menolak dibelikan tiket kelas bisnis dan memilih kelas ekonomi saat akan mengisi acara, selain itu pernah juga Ia menolak untuk menginap di hotel dan memilih tidur di posko perjuangan rakyat agar tetap bisa ngopi dan ngobrol bersama masyarakat.

Tadi, kami berkesempatan sowan ke dalemnya, saya bersama tiga teman dosen STAIM sengaja ingin mengundang Gus Fayyadl untuk mengisi kuliah umum soal Literasi dan Kedisiplinan dalam Berorganisasi. Sengaja memilih Gus Fayyadl agar semangat mahasiswa menyala-nyala setelah mengikuti kuliah umum, agar mereka sebagai warga nahdliyin merasa memiliki beban beban moral di pundaknya selain soal masa depan dirinya, ada nasib saudara sebangsa dan setanah air tapi kehidupannya terpinggirkan dan terlupakan bahkan dirampas tanahnya atas bama negara.

Muhammad Al-Fayyadl nama lengkapnya, pernah menulis di akun media sosialnya bahwa dirinya menolak pandangan Gus Dur yang mengatakan biar sejarah yang mengungkapkannya. Menurut Gus Fayyadl, keadilan perlu dikonsolidasikan dan diperjuangkan, tidak bisa menunggu takdir yang membukanya kepada publik, kira-kira demikian pandangannya. Harapannya, melalui orasinya nanti, mahasiswa akan tersihir untuk lebih semangat membaca dan menulis, berdisiplin dalam berorganisasi karena sejatinya mahasiswa adalah Agent Of Change, tanpa sebuah organisasi mereka akan sulit mengubah apapun, sebagaimana sebuah maqolah mengatakan "Hidup itu Bergerak, Maka dari itu Butuh Pergerakan".

Orang seperti Gus Fayyadl perlu dan harus diberi banyak panggung, agar banyak penerus di masa depan terlahir Fayyadl Fayyadl yang lain, yang siap menghibahkan sebagian hidupnya berkelahi dengan corporasi para kaum kapitalis yang mencaplop kehidupan si miskin. Sebagaimana tangan kanan Kartosuwirjo, Aceng yang selain bergerak juga mengajar, agar penerus NII terus berkembang biak. Demikian pula dengan gerakan FNKSDA yang dikomandoi Gus Fayyadl, ajarannya harus terus disebarkan, harus terus digelorakan agar terus berkembang biak dan berkoloni sehingga terus hidup dan menggelorakan perlawanan kepada penguasa tiran.

Penulis: Robith Fahmi
Petani Pepaya
×
Berita Terbaru Update